PSSI dibawah kepemimpinan Pak Iwan Bule saat itu memutuskan untuk mengontrak Shin Tae Yong dari Republik Korea sebagai pelatih kepala Tim Nasional Indonesia. Sempat terseok-seok di awal-awal kepelatihannya, kemudian “terganggu’ dengan situasi pandemi Covid-19, secara perlahan namun pasti STY, biasa dipanggil Shin Tae Yong, bisa membawa arah perbaikan dan kemajuan dalam Tim Nasional Indonesia.
Serentetan prestasi berhasil ditorehkan oleh STY bersama Tim Nasional dari berbagai level usia. Beberapa diantaranya meraih medali emas Sea Games 2023 Kamboja, meskipun dilatih Indra Sjafrie namun tidak bisa dilepaskan peran STY dalam membangun tim tersebut, kemudian meloloskan 3 level usia Tim Nasional ke kejuaraan bergengsi Tingkat Asia yaitu Piala Asia U-20, Piala Asia U-23 (pertama kali) dan Piala Asia senior. Bahkan di Piala Asia senior, Indonesia mencetak sejarah pertama kali lolos ke fase gugur alias babak 16 besar. Tentu saja prestasi tersebut membawa kenaikan peringkat FIFA secara signifikan bagi Indonesia, yang sejak STY datang hanya di peringkat 170an, kini saat buku ini naik terbit, sudah berada di peringkat 134 FIFA. Cukup? Tentu saja tidak!
Shin Tae Yong secara luar biasa, membalikkan rasa pesimis menjadi optimis ketika di babak Kualifikasi Piala Dunia 2026 ronde kedua di luar dugaan Indonesia berhasil mengalahkan musuh bebuyutan Vietnam dua kali berturut-turut (kendang dan tandang) dan bahkan jika dihitung dengan Piala Asia yang kebetulan satu grup dengan negeri Paman Ho tersebut menjadi tiga kali kemenangan berturut-turut. Posisi Indonesia pun dengan dua kemenangan tersebut sangat memberi peluang lolos ke ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Indonesia hanya perlu satu kali kemenangan lagi pada dua laga tersisa yaitu melawan Irak dan Filipina di stadion kebanggaan Gelora Bung Karno awal Juni ini.
Puncak dari kegemilangan Tim Nasional Indonesia adalah hasil yang baru-baru ini diraih yaitu menempati peringkat 4 Piala Asia U-23 atau menjadi semifinalis dan berkesempatan play off dengan perwakilan zona Afrika, Guinea untuk memperebutkan satu jatah lagi ke Olimpiade Paris, walaupun jalan tersebut belumlah berhasil. Namun lolosnya Indonesia ke babak 4 besar Piala Asia U-23 adalah sebuah prestasi hebat dengan minimal tiga alasan, yaitu sebagi tim debutan, rata-rata usia pemain termuda (sama dengan Piala Asia senior) serta dilalui dengan mengalahkan negara-negara kuat Asia, yaitu Australia, Jordania dan Republik Korea.
Pencapaian prestasi yang disebutkan terakhir ini, dalam pandangan saya adalah hal yang menakjubkan. Saya dan mungkin juga rekan-rekan pembaca yang objektif pasti berpandangan bahwa Tim Nasional U-23 Indonesia bermain cantik dan menjanjikan. Permainan yang ditunjukkan oleh Witan Sulaeman dan kawan-kawan membuat decak kagum bukan saja penggemar bola atau pecinta Timnas di tanah air, pula diapresiasi AFC, lawan-lawan Indonesia dan publik sepakbola Asia, bahkan dunia. Mereka terkagum-kagum dengan pencapaian Indonesia dan permainan yang ditunjukkannya termasuk beberapa gol yang dicetak sangatlah indah. Sungguh rasa kebanggaan dan kebahagiaan itu demikian deras mengalir atas prestasi yang dicapai punggawa Garuda Muda.
Buku ini adalah sebuah “reaksi” dan “apresiasi” atas kegemilangan yang diraih oleh Rizky Ridho dan kawan-kawan yang saya tuangkan dalam rangkaian tulisan kolom. Sebagian besar ditampilkan di laman terbesar menulis di kalangan guru yaitu gurusiana.id dan saya abadikan dalam bentuk buku sederhana ini. Niat saya tidak lain adalah bukan hanya sekadar sebuah catatan yang terdokumentasikan, menghormati pencapaian Tim Nasional U-23 Indonesia, pula menjadi sebuah refleksi dan motivasi untuk terus mendukung kemajuan persepakbolaan di tanah air. Sudut pandang analisis pun tidak bisa saya lepaskan dari pengetahuan bidang ilmu yang saya kuasai yaitu Sosiologi agar bisa menjadi bahan masukan terbaik dan evaluasi bagi PSSI serta Badan Tim Nasional Indonesia ke depannya.
Penulis: | Saeful Hadi |
Tahun Terbit: | |
Kategori: | 1 |
ISBN: | 978-623-8542-21-5 |
Link Penjualan: | - |