Saeful Hadi

9. Diari Guru Literat, Praktik Literasi Demi Anak Negeri

Cover Buku

Manusia yang paling merugi adalah yang tidak bersyukur. Apapun pemberian Sang Maha Pencipta harus diterima dengan penuh rasa syukur termasuk ketika manusia diberi kesempurnaan lebih daripada makhluk lainnya yaitu akal. Pada titik inilah esensi dari “Iqro” sebagai ayat pertama kali turun dalam Kitab Suci Al Qur’an. Manusia sudah diberi akal, maka “bacalah” untuk mengembangkan dan mencerdaskan akal itu. Literasi sebetulnya sudah sangat jelas tersurat dalam Kitab Suci Al Qur’an, hanya manusia seringkali abai bahkan tidak mau perduli. Padahal akal tidak mungkin berkembang tanpa stimulus dan rangsangan yang memadai termasuk nutrisi. Oleh karena itu, literasi adalah sebuah persyaratan penting bagi manusia bagaimana bisa mengembangkan dan mencerdaskan akal tersebut demi kemuliaan dan kesejahteraan hidupnya.

Buku ini terlahir dari tiga hal penting. Pertama, keprihatinan penulisnya bagaimana literasi demikian rendah di kalangan masyarakat Indonesia khususnya pelajar. Perlu pervasi atau usaha terus-menerus menggugah kesadaran kita bersama bahwa jika kita betul-betul mau memanfaatkan akal agar bisa berkembang dan menjadi syarat kesuksesan hidup, maka perilaku literasi haruslah ideal dan praktiknya harus dilaksanakan. Kedua, sebagai seorang guru, hal yang tidak kalah penting adalah menjadi teladan dalam praktik literasi bagi peserta didik. Perilaku Literasi itu harus bermakna dan membumi, bukan hanya rutinitas monoton dan menjemukan, sehingga terkesan merepotkan. Literasi harus dinikmati penuh senyuman dan rasa nyaman dengan hasil yang menggembirakan. Dan ketiga, berliterasi adalah makna penting bagaimana kita bersyukur dengan nikmat yang Alloh berikan. Kemampuan menulis dan motivator dalam budaya baca menurut penulis penting sebagai ladang berbagi ilmu dengan siapapun, sekecil apapun ilmu yang dimiliki, agar semuanya bernilai mulia dan barokah. Aamiin. Buku ini selayaknya anda baca, karena memiliki virus yang membuat anda tertular dengan cepat! Tidak percaya? Anda Penasaran? Bacalah!!

Penulis: Saeful Hadi
Tahun Terbit:
Kategori: 1
ISBN: 978-623-215-849-8
Link Penjualan: -

Buku Lainnya

1. Cahaya Cinta Di Rumah Nesi, Sebuah Antologi Cerpen

2. Membumikan Sosiologi, Penerapan Pendidikan Karakter Pada Mapel Sosiologi di SMA/MA

3. Cinta Menyapa Jiwa Dalam Kesunyian, Kumpulan Puisi

4. Membangun Karakter Memperkuat Peradaban (Sketsa Pemikiran Penguatan Pendidikan Karakter)

5. Selaksa Nama, Sebuah Antologi Cerpen

6. Pelangi Memeluk Hujan, Sebuah Antologi Puisi

7. Merdeka Dengan Literasi

8. Derai Air Mata Kacong (Kumpulan Cerpen)

10. Writing Forever, Menulis dalam Asa yang Tak Bertepi

11. Bunga, Cinta Lelah dan Lukisan Sawah

12. Melukis Akhlak Masa Depan, Kumpulan Pentigraf (Cerpen tiga paragraf)

13. Jika Datang Senja

14. Serpihan Lara

15. Ceceran Pena Melawan Korona (Refleksi Kehidupan saat Realisasi Bekerja di Rumah)

16. Saat Daun Warnanya Memudar, Kumpulan Pentigraf Karakter

17. Geliat Literasi Menangkis Corona (Bunga Rampai Catatan Ringan Literasi)

18. Tetesan Olah Pikir Pendidikan

19. Pena Sosiologi versus Korona

20. Celaka Karena Biasa, Kumpulan Pentigraf Karakter

21. Humanisme Literasi

22. Jejak Daring Lorong Putih Abu-abu, Menyelami Dunia Putih Abu-abu saat Pembelajaran Daring

23. Senja Pulang Untuk Kembali, Selaksa Puisi Akrostik

24. Parodi Pentigraf Minyak Goreng

25. Jejak Cinta yang Berserakan

26. Secangkir Kopi di Altar Sawah, Kumpulan Puisi

27. Bersemi dari Pandemi, Sekelumit Refleksi Pembelajaran Daring

28. Bersapa dalam Ketulusan, Sehimpun Puisi

29. Humanisme Sastra, Sisi-sisi Kemanusiaan Dunia Sastra

30. Tugu Perbatasan Desa

31. Lukamu bukan untuk Sempurna, Kumpulan Pentigraf

32. Menyulam Rasa di Pelataran Hening, Kumpulan Puisi

33. Senja di Pelataran Sawah, Sehimpun Puisi

34. Nyanyian Merdeka di Keheningan, Sehimpun Puisi Kemerdekaan

35. Sebenarnya tentang Cinta itu, Sehimpun Puisi Romantis

36. Garuda Muda Hebat! (Refleksi Perjuangan Tim Nasional U-23 Indonesia)

37. Seumpama Rasa Kembali Menyapa, Sehimpun Puisi

38. Rindu yang tak Pernah Sampai, Kumpulan cerpen