Saeful Hadi

34. Nyanyian Merdeka di Keheningan, Sehimpun Puisi Kemerdekaan

Cover Buku

Perjuangan meraih kemerdekaan sudah tuntas oleh para pahlawan. Namun bukan berarti selesai dengan adanya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945. Persoalannya tidak lagi angkat senjata melawan musuh (atau penjajah), namun tantangan dan hambatan yang ada di hadapan bagaimana mempertahankan kemerdekaan dan mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat, terutama menghadapi era globalisasi dan “penjajahan” digitalisasi.

Tidak terkecuali dengan kolaborasi pena dan sastra, adalah sebuah sisi lain perjuangan di era modern ini untuk membangun kesadaran dan kekuatan memajukan bangsa. Melalui untaian kata-kata dalam wadah bait puisi yang disirami diksi-diksi menarik, pengarang berupaya membangun mentalitas positif dalam rangka mengisi dan mempertahankan kemerdekaan, khususnya bagi generasi muda bangsa.

Berbagai fenomena kehidupan hadir di tatapan mata dan tersimak dalam kehidupan. Peristiwa tragis seperti kriminalitas, pembunuhan, penganiayaan, korupsi dan hal-hal yang di luar nalar hadir di negeri tercinta ini. Tentu bukan untuk dibiarkan atau hanya sekadar tontonan untuk mengelus dada. Andai pun hanya dengan sebatas ungkapan perasaan melalui bait-bait puisi, tentu itu lebih berharga daripada hanya diam mematung.  Perjuangan itu jangan sampai berhenti, untuk kini membangun kesadaran bahwa bangsa ini butuh nakhoda-nakhoda terbaik untuk berlayar menuju keadilan, kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat.

Penulis: Saeful Hadi
Tahun Terbit:
Kategori: 7
ISBN: 978-623-5381-54-1
Link Penjualan: -

Buku Lainnya

1. Cahaya Cinta Di Rumah Nesi, Sebuah Antologi Cerpen

2. Membumikan Sosiologi, Penerapan Pendidikan Karakter Pada Mapel Sosiologi di SMA/MA

3. Cinta Menyapa Jiwa Dalam Kesunyian, Kumpulan Puisi

4. Membangun Karakter Memperkuat Peradaban (Sketsa Pemikiran Penguatan Pendidikan Karakter)

5. Selaksa Nama, Sebuah Antologi Cerpen

6. Pelangi Memeluk Hujan, Sebuah Antologi Puisi

7. Merdeka Dengan Literasi

8. Derai Air Mata Kacong (Kumpulan Cerpen)

9. Diari Guru Literat, Praktik Literasi Demi Anak Negeri

10. Writing Forever, Menulis dalam Asa yang Tak Bertepi

11. Bunga, Cinta Lelah dan Lukisan Sawah

12. Melukis Akhlak Masa Depan, Kumpulan Pentigraf (Cerpen tiga paragraf)

13. Jika Datang Senja

14. Serpihan Lara

15. Ceceran Pena Melawan Korona (Refleksi Kehidupan saat Realisasi Bekerja di Rumah)

16. Saat Daun Warnanya Memudar, Kumpulan Pentigraf Karakter

17. Geliat Literasi Menangkis Corona (Bunga Rampai Catatan Ringan Literasi)

18. Tetesan Olah Pikir Pendidikan

19. Pena Sosiologi versus Korona

20. Celaka Karena Biasa, Kumpulan Pentigraf Karakter

21. Humanisme Literasi

22. Jejak Daring Lorong Putih Abu-abu, Menyelami Dunia Putih Abu-abu saat Pembelajaran Daring

23. Senja Pulang Untuk Kembali, Selaksa Puisi Akrostik

24. Parodi Pentigraf Minyak Goreng

25. Jejak Cinta yang Berserakan

26. Secangkir Kopi di Altar Sawah, Kumpulan Puisi

27. Bersemi dari Pandemi, Sekelumit Refleksi Pembelajaran Daring

28. Bersapa dalam Ketulusan, Sehimpun Puisi

29. Humanisme Sastra, Sisi-sisi Kemanusiaan Dunia Sastra

30. Tugu Perbatasan Desa

31. Lukamu bukan untuk Sempurna, Kumpulan Pentigraf

32. Menyulam Rasa di Pelataran Hening, Kumpulan Puisi

33. Senja di Pelataran Sawah, Sehimpun Puisi

35. Sebenarnya tentang Cinta itu, Sehimpun Puisi Romantis

36. Garuda Muda Hebat! (Refleksi Perjuangan Tim Nasional U-23 Indonesia)

37. Seumpama Rasa Kembali Menyapa, Sehimpun Puisi

38. Rindu yang tak Pernah Sampai, Kumpulan cerpen