Perjuangan meraih kemerdekaan sudah tuntas oleh para pahlawan. Namun bukan berarti selesai dengan adanya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945. Persoalannya tidak lagi angkat senjata melawan musuh (atau penjajah), namun tantangan dan hambatan yang ada di hadapan bagaimana mempertahankan kemerdekaan dan mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat, terutama menghadapi era globalisasi dan “penjajahan” digitalisasi.
Tidak terkecuali dengan kolaborasi pena dan sastra, adalah sebuah sisi lain perjuangan di era modern ini untuk membangun kesadaran dan kekuatan memajukan bangsa. Melalui untaian kata-kata dalam wadah bait puisi yang disirami diksi-diksi menarik, pengarang berupaya membangun mentalitas positif dalam rangka mengisi dan mempertahankan kemerdekaan, khususnya bagi generasi muda bangsa.
Berbagai fenomena kehidupan hadir di tatapan mata dan tersimak dalam kehidupan. Peristiwa tragis seperti kriminalitas, pembunuhan, penganiayaan, korupsi dan hal-hal yang di luar nalar hadir di negeri tercinta ini. Tentu bukan untuk dibiarkan atau hanya sekadar tontonan untuk mengelus dada. Andai pun hanya dengan sebatas ungkapan perasaan melalui bait-bait puisi, tentu itu lebih berharga daripada hanya diam mematung. Perjuangan itu jangan sampai berhenti, untuk kini membangun kesadaran bahwa bangsa ini butuh nakhoda-nakhoda terbaik untuk berlayar menuju keadilan, kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat.
Penulis: | Saeful Hadi |
Tahun Terbit: | |
Kategori: | 7 |
ISBN: | 978-623-5381-54-1 |
Link Penjualan: | - |